Pages

Kamis, 30 Mei 2013



Sejarah Qasidah Al-Burdah
Karya Al Imam Abu Abdillah Al-Bushiri


Mawlaaya shalli wa sallim daa'iman abada 'ala habiibika khayril khalqi kullihimi..


Itulah sebagian bait-bait qasidah Burdah yang tidak asing lagi ditelinga kita. Qasidah Burdah memang selalu didengungkan oleh para pecintanya setiap saat. Di berbagai Negri Islam, baik di negri-negri Arab maupun 'ajam (non arab), ada majelis-majelis khusus untuk pembacaan Burdah dan penjelasan bait-baitnya. Tak henti-hentinya muslimin di seluruh penjuru dunia menjadikanya sebagai luapan kerinduan kepada Nabi.
                  Qasidah Burdah ini bukan hanya sekedar karya. Ia dibaca karena keindahan kata-katanya.
Dr, De Sacy, seorang ahli bahasa Arab di Universitas Sorbonne,Prancis memujinya sebagai karya puisi terbaik sepanjang masa.
    Pengarang qasidah Burdah ialah Al-Bushiri (610-695H/1213-1296). Nama lengkapnya Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Bushiri, selain menulis Burdah, Al Bushiri juga menulis Qasidah lain. Al Bushiri adalah keturunan Berber yang lahir di Dallas, Maroko, Dan dibesarkan di Bushir, Mesir.
Ia murid sufi besar Imam Asy-Syadzili dan penerusnya yang bernama Abdul Abbas Al-Mursi, tokoh Tarekat Syadziliah. Di bidang Fiqih, Al-Bushiri menganut Madzhab Syafi'i, Madzhab fiqih mayoritas di Mesir.

 Qasidah Burdah adalah salah satu qasidah Imama Bushiri yang sangat terkenal di kalangan umat islam di penjuru dunia. adapun Burdah ini berjumlah 162 bait pada kitab Kasyfu Dunun, 160 bait di kitab Dewan al Busyiri dan menurut Ibnu Asyur berjumlah 171 bait. Menurut Hajie al Khalifah burdah terbagi menjadi 10 bagian, diantaranya; 12 bait tentang pembukaan qasidah, 16 bait tentang hawa nafsu, 30 tentang pujian kepada Nabi Muhammad SAW., 19 bait tentang kelahiran Nabi, 10 bait tentang do'a , 17 bait tentang pujian kepada Al qur'an, 13 bait tentang sejarah mi'raj nabi Muhammad, 22 bait tentang Jihadnya atau usahanya. 14 bait tentang istigfar dan 9 bait tentang munajat.
     
Sejarah sebab mengarang dan munculnya qasidah burdah ini ialah, seperti di ceritakan oleh Imam Bushiri, ini ketika Iamam Busyiri terkena musibah cobaan penyakit lumpuh lalu dia di beri kesembuhan oleh Allah SWT. ketita tidur dia bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. dan Nabi mengusap tangannnya yang berkah itu. lalu pada keesokharinya Imama Busyir keluar rumah dan bertemu dengan sebagian orang fakir, lalu berkata, ya Sayidi (Imam Busyir) saya mohon supaya untuk memberikan qasidah kepada sayan yang menerangkan pujian kepada Nabi Muhammad itu. lalu Imam Bushri menjawab qasidah yang mana?. si fakir menjawab timpalan pertanyaan Imama Busyiri. qasidah yang di mulai dengan " Amin tadzakkuri jironin...."  lalu Imam Bushiri memberikan qasidah itu dan berlalulah cerita ini sampai kepan orang-orang, sehingga sampai pada salah seorang perdana Mentri raja Ad Dzahir yang menulis ulang  qasidah ini dan bernadzar tidak akan mendengarkan qasidah ini kecuali dia dengan keadaan tidak memakai alas kaki dan tidak memakai tutup kepala. ini di lakukan karna dia percaya dengan berkah burdah Imam Bushiri. dia dan keluargannya mengambil berkah dari qasidah burdah ini. lalu orang-orang banyak yang tahu  barokah qosidah baik mengenai urusan agama dunia dan akhirat.
Masjid Imam Busyiri dan Makamnya di Alexandiria Mesir






Diambil dari sari kitab Syeikh Ibrahim al bajuri dan Syifa'ul qolb al jareh Ibnu Asyur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar